Welcoming 2022

January 10, 2022

2021 is the toughest year of my life.

Mau buat pengakuan deh di blogpost ini. Sebenernya kalau bisa digambar pake grafik, sebelum covid menyerang, pikiran tuh udah gundah gulana, udah semrawut, grafik kebahagiaan tuh mulai turun. Lalu tahun 2020, pas si covid datang, realita seluruh dunia malah jadi cocok sama pikiran yg semrawut itu. Ya sama-sama semrawut. Puncaknya di 2021, things are not getting better. Sudah sampai level di mana aku pasrah dan takut berekspektasi.

I'm feeling isolated, but at the same time, I don't want to answer any calls.
I need entertainment, but at the same time, I'm so exhausted playing those video games.
I want to be more productive, but at the same time, I do need extra bedtime every day.

Tiap tahun mencoba positif, masih pegang ekspektasi-ekpektasi yang tinggi, ya ke diri sendiri, ya ke orang lain. But expectation kills. Tiap tahun selalu merasa itu tahun terberat, haha aku selalu tulis kayak gitu di blog ini. Karena ya mungkin apa yg diinginkan belum terjadi, jadi selalu merasa berat.

Sekarang aku lebih mikir, aku mau hidup setiap hari. Itu aja. Mau mikir hal-hal yang simple aja. Lebih sedikit buka media sosial, jadi lebih sedikit ngebanding-bandingin hidupku dengan hidup si dia, yang entah siapa, yang mungkin garis startnya beda, yang mungkin nasibnya aja beda, atau ya mungkin aja banyak hal-hal yang ga ditampilin di medsosnya.

2022, I still welcome you. Whatever happens, happens.

You Might Also Like

0 comments